berita-tiga.com, Kupang Empat karyawan Bank NTT ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Kupang. Pasalnya keempat tersangka terlibat kasus korupsi kredit pada Bank NTT Kantor Cabang Utama (KCU) pada, Kamis, (6/2/2020).
Kepala Seksie Pidana Khusus Kejari Kota Kupang, Januarius Boli Tobing kepada media menjelaskan, enam tersangka yanh terdiri dari empat karyawan Bank NTT dan dua dari pihak swasta ditahan selama dua puluh hari ke depan.
Januaris menjelaskan, dua tersangka dari pihak swasta yakni Hadmen Puri (Direktur PT Cipta Eka Puri) dan Linda Liudianto (kontraktor pelaksana/kuasa direktur PT Cipta Eka Puri) sudah ditahan terlebih dahulu karena terlibat kasus korupsi pembangunan gedung NTT Fair. Sedangkan empat tersangka yang merupakan karyawan Bank NTT yakni Kepala Bank NTT KCU Kupang Bonefasius Ola Masan, Yohana M. Bailao sebagai Wakil Pemimpin Cabang Bidang Bisnis, Johan Nggebu selaku Analisis Kredit, dan Tri Johanes alias Tejo baru ditahan.
“Karena ada satu orang perempuan sehingga dia ditahan di Lapas Perempuan dan tiganya di rutan Kelas IA Kupang,” ujarnya.
Menurut Januarius, keenam tersangka ditahan karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam penyaluran kredit di Bank NTT KCU Kupang yang merugikan negara sebesar Rp 4,1 miliar.
“Pasal yang kita sangkakan adalah Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Tindak pidana korupsi juncto Pasal 18, subsider Pasal 3 Undang-Undang Tipikor,” ujarnya.
Keempat tersangka yang merupakan karyawan Bank NTT setelah menjalani pemeriksaan keluar menggunakan rompi tahanan berwarna orange langsung dijemput mobil tahanan Kejari kota Kupang.
Ratusan keluarga dan karyawan Bank NTT memadati halaman depan kantor Kejari Kota Kupang.
Isak tangis pun pecah ketika empat tersangka itu keluar dari ruang Pidsus menuju mobil. Ibu dari salah satu tersangka pun pingsan ketika melihat anaknya berjalan menuju mobil tahanan.
[12.36, 7/2/2020] Pak Boss: Media Flores net–Kupang– Bupati Malaka Periode 2020-2025 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Emanuel Bria masih genjar melakukan komunikasi dan konsolidasi politik ke partai-partai politik pendukung; seperti PDIP dan Hanura maupun PSI. Baginya saat ini bicara koalisi, PKB dan PDIP itu koalisi yang sangat alamiah karena historisitas kedua partai ini yang nasionalis dan merawat NKRI. Saat ini sambil menunggu hasil keputusan dukungan partai, Ia juga melakukan safari politik ke tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat serta tokoh agama dan orang muda untuk membangun komunikasi dan konsolidasi guna menggalang dukungan politik menuju Pilkada di Rai Malaka.
Demikian petikan poin diskusi dalam temu diskusi bersama sang Calon Bupati Malaka tahun 2020 itu di Sotis Hotel Kelapa Lima-Kota Kupang, Rabu (5/2/2020).
Baginya dukungan partai sangat penting karena merupakan pintu dan atau kendaraan menuju pentas politik Pilkada Malaka. Saat ini sambil berkeliling ke semua pelosok Malaka, ia menunggu keputusan partai lain. Soal figur figur atau pasangan yang akan digandeng membentuk paket Eman Bria pun belum mau berkomentar.
Dirinya tidak mau mendahului hasil keputusan partai-partai lain. Bilamana sudah ada kejelasan partai soal dukungan, tentu akan diikuti diskusi dengan partai pendukung soal siapa pasangannya untuk paket dan darimana serta bagaimana elektabilitasnya.
“Sementara ini komunikasi dan konsolidasi lintas partai masih berjalan; baik di DPC, DPD maupun DPP. Kepuasan terakhir ada tingkatan-tingkatan tersebut jadi harus menunggu.” Ujarnya sambil tersenyum lebar.
Partai-partai tentu punya pertimbangan tersendiri, lanjut Eman, termasuk soal kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. Entah itu perolehan kursi dan atau konteks Pilgub NTT kedepan hingga perhitungan jangka panjang Pilpres ke depan.
“Artinya jelas bahwa hari ini kita belum bisa putuskan sendiri mau paket dengan siapa, karena kalau tentukan paket sendiri, lalu pertanyaannya partai pendukungnya siapa? Jadi harus tunggu keputusan dukungan partai dulu baru kita tahu bisa paket dengan siapa?”
Terkait fit and proper test, Eman menjelaskan partai-partai lain termasuk PKB dan PDIP belum melakukan fit and proper test. Rata-rata kemungkinan akan melakukan fit and proper test di bulan Mei 2020. Sejauh ini baru 1 partai yang sudah melakukan fit and proper test terhadap Calon Bupati dan Wakil Bupati yang sudah mendaftar yakni Partai Gerindra.
Ditanya soal sejauh mana pendekatan komunikasi dengan stakeholders, Eman menjawab pendekatan sudah berjalan dengan para tokoh adat sejak perjuangannya bersama tokoh mereka tentang tentang isu lingkungan; terutama hutan-hutan adat di Malaka. Baginya saat ini justru boleh dikatakan ini sebuah kesempatan dan strategi untuk lebih memperjuangkan isu lingkungan.
“Untuk saya pribadi, koalisi alamiahnya ya, PKB dan PDIP karena kedua partai ini secara historis punya sejarah tersendiri menjaga lingkungan NKRI dan keduanya merupakan partai nasionalis. Sekarang ini ditingkat lapangan juga sedang membangun komunikasi dengan DPC Partai-Partai tersebut.”
Dalam waktu dekat, lanjut Eman Bria, ia akan mengikuti kegiatan tanam pohon bersama bersama PKB dan PDIP di Malaka untuk pelestarian lingkungan hidup karena PKB mendeklarasikan diri sebagai partai hijau. Sementara kemarin PDIP melaksanakan kegiatan tanam pohon untuk menghijaukan lingkungan sebagai hadiah ulang tahun Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Puteri.
Terkait peorganisiran ditingkat lapangan, Eman mengungkapkan ada tim lapangan yang terorganisir dan sementara bekerja. Melalui timnya ia berusaha memperkuat basis, termasuk dengan membangun komunikasi dengan partai-partai kecil lain yang belum punya sit di Daerah itu untuk menggalang dukungan dan kekuatan.
Timnya juga sudah melakukan survey internal untuk mengukur respons masyarakat terkait pembangunan Malaka; apa yang dinilai berhasil dan mana belum berhasil. Apa yang mereka inginkan dari pemimpin untuk dilakukan kedepan. Disitu tim menangkap ide-ide dan harapan masyarakat. (Den)