KUPANG, 15 September 2021
Berita-tiga.COM
– Kerja keras, dedikasi dan semangat yang dilakukan Bank NTT kurang lebih 8 bulan terakhir membuahkan hasil yang baik. Dalam Prudential Meeting Otoritas Jasa Keuangan dan Bank NTT yang berlangsung virtual pada tanggal 18 Agustus 2021, OJK memaparkan penilaian Risk Based Rating Bank (RBBR) Bank NTT untuk penilaian Semester I-2021, Bank NTT dinyatakan sebagai Bank Sehat.
“Akhirnya Bank NTT mengakhiri masa yang panjang sebagai bank yang cukup sehat menjadi bank
yang sehat,” sebut Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho dalam press confrence di Lantai 5 Gedung Bank NTT, Senin (23/8/2021).
Dijelaskan Dirut Aleks, penilaian sebagai Bank yang sehat merupakan kado terindah dalam HUT Bank NTT yang ke-59 dan Kado HUT Kemerdekaan RI ke-76. “Dalam program strategis Bank NTT di tahun 2023 target Bank NTT
menjadi Bank Devisa. Salah satu persyaratan bank devisa adalah tingkat kesehatan bank minimal selama 18 bulan terakhir.
Persyaratan tersebut mengisyaratkan agar Bank NTT tetap menjaga dan mempertahankan diri sebagai Bank
Sehat,” sebut Dirut Aleks.
Ia menjelaskan, tingkat kesehatan
bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensivitas terhadap pasar.
Direktur Utama (Dirut) Bank NTT
Harry Aleksander Riwu Kaho menyebut, tantangan untuk membawa Bank NTT sebagai Bank kebanggaan masyarakat NTT menjadi Bank sehat merupakan motivasi bagi Manajemen Bank NTT saat ini untuk berkomitmen menjadi
Bank yang sehat.
“Komitmen manajemen itu diwujudkan melalui salah satu program strategis yang dilaksanakan sejak akhir tahun 2021 dimana Bank NTT bertekad bahwa
di Semester I – 2021 Bank NTT harus menjadi Bank yang sehat.
Tekad ini diwujudkan dalam sebuah langkah nyata action plan untuk melakukan perubahan. Perubahan dimulai dari setiap individu-individu Bank NTT, budaya kerja di tiap unit kerja, diharapkan perubahan ini membawa perubahan besar bagi
institusi Bank NTT,” katanya.
Dirut Alex mengatakan, penetapan target yang jelas dan terukur dan pencapaiannya terus dievaluasi dan diperbaiki. Juga, pemenuhan ketentuan atau peraturan, perbaikan bisnis proses dan perbaikan
operasional dilakukan dengan standar yang tinggi sesuai standar yang ditetapkan untuk dapat mencapai tingkat kesehatan bank yang sehat. “Untuk meningkatkan tekad serta visi yang sama PIN sebagai simbol semangat, symbol
kerja keras disematkan kepada seluruh karyawan Bank NTT,” ujarnya.
Era Baru Bank NTT
Dirut Aleks menambahkan, Bank
NTT memasuki era baru. Sebagai Bank sehat, challenge untuk mempertahankan akan lebih sulit. “Namun sebagai bank sehat terbuka peluang bagi Bank NTT untuk meningkatkan bisnis bank ke depan. Salah satu peluang tersebut adalah
digitalisasi,” katanya.
Ia menyebutkan, Bank NTT harus mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan dinamika di dunia perbankan saat ini. Adaptasi di bidang teknologi harus mampu
dilakukan Bank NTT dengan memanfaatkan peran digitalisasi. “Digitalisasi di bidang operasional dan bisnis. Digitalisasi mampu meningkatkan efisiensi dan meningkatkan income bank. Digitalisasi disesuaikan dengan
kebutuhan customer dan debitur Bank NTT dan saat ini Bank NTT
telah berhasil mendigitalisasi operasional 2 (dua) jaringan kantor yakni Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang Khusus,” jelasnya.
Menurut Dirut Aleks, ke depan digitalisasi operasional dan layanan
akan dilakukan untuk seluruh jaringan kantor bank. Di bidang Bisnis bank akan terus melakukan diversifikasi produk dana dan kredit
berbasis digital. Bank NTT diharapkan dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan para klien dan nasabahnya. Dengan transformasi digital yang dilakukan Bank NTT mampu berdiri dan bertahan di tengah kompetisi ketat industri perbankan.
“Sebagai bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur”