Perkuat Sektor Pertanian Nasional dengan Skala Ekonomi dan Teknologi

banner 468x60

Jakarta, 11, January, 2021
JAKARTA; Berita-tiga. com,
|| Peningkatan skala ekonomi dan penerapan teknologi pertanian merupakan langkah utama
pembangunan pertanian nasional yang harus segera ditempuh. Dengan cara itu maka biaya
produksi dapat menjadi lebih murah sehingga menimbulkan harga yang kompetitif dari produksi
komoditas pertanian nasional.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembukaan Rapat Kerja Nasional
Pembangunan Pertanian Tahun 2021 yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 11
Januari 2021.
“Skala luas dan teknologi pertanian dipakai betul. Itulah cara-cara pembangunan pertanian yang
harus kita tuju sehingga harga pokok produksinya nanti bisa bersaing dengan harga komoditas
yang sama dari negara-negara lain,” ujarnya.
Di masa pandemi saat ini, sektor pertanian menempati posisi sentral. Apalagi dengan penduduk
Indonesia yang sejumlah lebih dari 270 juta jiwa mengharuskan pengelolaan pertanian dijalankan
dengan baik dan serius.
Presiden mengatakan, pembangunan pertanian sudah harus segera dilakukan secara detail,
utamanya terkait komoditas yang saat ini masih memerlukan impor.
“Urusan bawang putih, gula, jagung, kedelai, dan komoditas lain yang masih impor tolong ini
menjadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan,” kata Presiden.
Pembangunan pertanian kini tak lagi bisa hanya dilakukan dengan menggunakan cara-cara
konvensional yang sudah bertahun-tahun dilakukan. Menurut Kepala Negara, apa yang
dibutuhkan oleh negara kita ialah membangun sebuah kawasan pertanian berskala ekonomi
besar, termasuk salah satunya lumbung pangan baru.
“Oleh sebab itu kenapa saya dorong _food estate_ ini harus diselesaikan. Paling tidak tahun ini
yang di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah harus selesai. Kita mau evaluasi masalahnya
apa, teknologinya yang kurang apa, karena ini akan menjadi contoh,” imbuhnya.
Kepala Negara melihat bahwa permasalahan utama yang dihadapi para petani lokal selama ini
ialah tidak kompetitifnya harga komoditas yang mereka hasilkan. Biaya pokok produksi yang
tinggi oleh karena produksi yang dilakukan dalam jumlah sedikit menyebabkan komoditas lokal
kalah bersaing dengan komoditas impor.
Untuk itulah diperlukan peningkatan skala ekonomi sehingga para petani yang nantinya
terhimpun dalam kelompok tani besar memiliki nilai tukar petani yang lebih besar sekaligus
meningkatkan jumlah produksi.
“Kalau harga tidak kompetitif ya akan sulit kita bersaing sehingga sekali lagi ini harus dibangun
dalam sebuah lahan yang sangat luas,” tutur Presiden.
Untuk diketahui, turut hadir dalam acara rakernas tersebut di antaranya ialah Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan,
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN, Kepala
BKPM Bahlil Lahadalia, hingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.( **
** Editor. : Johny Ballo **Jakarta, 11, January, 2021
JAKARTA; Berita-tiga. com,
|| Peningkatan skala ekonomi dan penerapan teknologi pertanian merupakan langkah utama
pembangunan pertanian nasional yang harus segera ditempuh. Dengan cara itu maka biaya
produksi dapat menjadi lebih murah sehingga menimbulkan harga yang kompetitif dari produksi
komoditas pertanian nasional.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembukaan Rapat Kerja Nasional
Pembangunan Pertanian Tahun 2021 yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 11
Januari 2021.
“Skala luas dan teknologi pertanian dipakai betul. Itulah cara-cara pembangunan pertanian yang
harus kita tuju sehingga harga pokok produksinya nanti bisa bersaing dengan harga komoditas
yang sama dari negara-negara lain,” ujarnya.
Di masa pandemi saat ini, sektor pertanian menempati posisi sentral. Apalagi dengan penduduk
Indonesia yang sejumlah lebih dari 270 juta jiwa mengharuskan pengelolaan pertanian dijalankan
dengan baik dan serius.
Presiden mengatakan, pembangunan pertanian sudah harus segera dilakukan secara detail,
utamanya terkait komoditas yang saat ini masih memerlukan impor.
“Urusan bawang putih, gula, jagung, kedelai, dan komoditas lain yang masih impor tolong ini
menjadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan,” kata Presiden.
Pembangunan pertanian kini tak lagi bisa hanya dilakukan dengan menggunakan cara-cara
konvensional yang sudah bertahun-tahun dilakukan. Menurut Kepala Negara, apa yang
dibutuhkan oleh negara kita ialah membangun sebuah kawasan pertanian berskala ekonomi
besar, termasuk salah satunya lumbung pangan baru.
“Oleh sebab itu kenapa saya dorong _food estate_ ini harus diselesaikan. Paling tidak tahun ini
yang di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah harus selesai. Kita mau evaluasi masalahnya
apa, teknologinya yang kurang apa, karena ini akan menjadi contoh,” imbuhnya.
Kepala Negara melihat bahwa permasalahan utama yang dihadapi para petani lokal selama ini
ialah tidak kompetitifnya harga komoditas yang mereka hasilkan. Biaya pokok produksi yang
tinggi oleh karena produksi yang dilakukan dalam jumlah sedikit menyebabkan komoditas lokal
kalah bersaing dengan komoditas impor.
Untuk itulah diperlukan peningkatan skala ekonomi sehingga para petani yang nantinya
terhimpun dalam kelompok tani besar memiliki nilai tukar petani yang lebih besar sekaligus
meningkatkan jumlah produksi.
“Kalau harga tidak kompetitif ya akan sulit kita bersaing sehingga sekali lagi ini harus dibangun
dalam sebuah lahan yang sangat luas,” tutur Presiden.
Untuk diketahui, turut hadir dalam acara rakernas tersebut di antaranya ialah Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan,
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN, Kepala
BKPM Bahlil Lahadalia, hingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.( **
** Editor. : Johny Ballo **

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60